🕹️ Khutbah Jumat Dari Kitab Nashoihul Ibad

1 Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram. Baca Juga. Teks Khutbah Jum'at Singkat dan Padat Tema Islam Agama Ramah Budaya. Teks Khutbah Jumat Minggu Pertama-Tema Menggapai Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzul Hijjah. Contoh Khutbah Jumat Singkat Bulan Dzul Hijjah Judul-Menjadi Pribadi Bermanfaat Untuk Orang Lain. Belajarhijrah bareng ustadzUntuk live streamingMalam Jum'at jam 20:30wibMalam sabtu jam 20:30wibBuka di LisaQotrunnada. - 31 Juli 2022, 11:12 WIB. Sepuluh Perkara yang Paling Baik Menurut Kitab Nashoihul Ibad /Pexels/David McEachan. SRAGEN UPDATE - Manusia tidak bisa lepas dari perkara baik dan buruk. Dijelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad bahwa terdapat sepuluh perkara yang paling baik. Kira-kira apa saja sepuluh perkara yang paling baik tersebut? TersediaGratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama. Download app BukaBantuan. Kategori. Produk virtual. Daftar. Login. Home. kitab nashoihul ibad dki. Hasil pencarian “Kitab Nashoihul Ibad Dki” 8 barang. Kitab Nashoihul Ibad DKI Islamiyah. Rp50.888. Bogor. Kitab DKI. NASHOIHUL - NASOIHUL IBAD DKI BEIRUT KITAB KUNING. Rp80.000. 4.6 TerjemahKitab Nashoihul Ibad. 8,724 likes · 7 talking about this. Terjemahan Kitab Nashoihul Ibad (Nasehat untuk penghuni Dunia) karya ulama besar Syeikh Nawawi Al 3 iffah (memelihara diri dari yang haram) ketika sendirian; dan 4. mengatakan sesuatu yang haq, baik kepada orang yang diseganinya maupun orang yang mengharapkannya. Penjelasan : 1. Berkaitan dengan perihal marah, Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: “Barangsiapa yang menahan amarahnya, maka Allah akan menahan adzab darinya.” ContohBacaan Mukaddimah Khutbah Jumat. Khutbah Jumat disunnahkan untuk diawali dalam kalimat puji-pujian kepada Allah SWT, sanjungan kepada Rasulullah SAW, nasihat, dan bacaan Alquran yang disebut mukaddimah khutbah Jumat. Hal ini tercantum dalam hadits yang dikutip dari buku Fiqih Sunnah 2 karangan Sayyid Sabiq. Addailamymeriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW yang bersabda, “Meninggalkan kenikmatan dunia lebih pahit dari pada sabar, dan lebih berat daripada memukulkan pedang di jalan Allah. Dan tiada sekali-kali orang mau meninggalkan kenikmatan dunia melainkan Allah akan memberi sesuatu seperti yang diberikan kepada para Syuhada’. TeksKhutbah Jumat bahasa Indonesia terbaru PDF NU singkat padat terlengkap berikut ini mengangkat judul tentang cara sederhana hidup bahagia dunia akhirat menurut Syech Abdul Qadir Al Jailani. Sayyidina Ali karramallahu wajhah mengingatkan kepada kita dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani: Gadis di Jombang Sering Rukunsabar ada 3: 1. Mengendalikan diri dari kebencian terhadap qadha yang jelek yang menimpa dirinya. 2. Mengendalikan lisan dari ucapan yang jelek. 3. Mengendalikan anggota badan dari memukul, menyobek-nyobek baju, mencoreng-coreng muka dan sebagainya, ketika marah." Maqalah 24. Perkara yang Terkandung Dalam Zuhud "Di dalam zuhud terkandung Poweredby Restream : K.H. Ma'ruf Baidhowi KhutbahJum'at: Nikmat dan Adzab Kubur: 29896 Khutbah Jum'at: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta: 11832 Khutbah Jum'at: Perjalanan Ruh ketika Meninggalkan Dunia: 25176 Khutbah Jum'at: Hamba Allah Dan Ummat Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wasallam: 8711 Khutbah Jum'at: Beriman Kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam: 9669 Khutbah oBxM. Naskah khutbah Jumat kali ini menjelaskan tentang Maulid Nabi bukan hanya sebagai tradisi yang positif tapi juga aktivitas yang mengandung nilai ibadah. Para ulama sepakat akan keutamaan dan anjuran melaksanakannya. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Maulid Nabi, Amalan Bagus yang Dianjurkan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi. الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا النساء ١١٥ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, Ayat yang kami baca di atas menunjukkan bahwa orang yang menginginkan keselamatan haruslah mengikuti dan menetapi sabilul mukminin, yakni perkara yang disepakati oleh para ulama kaum muslimin. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa orang yang berpaling dari jalan kaum muslimin balasannya adalah neraka yang merupakan seburuk-buruk tempat kembali. Dalam sebuah hadits mauquf dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata مَا رَءَاهُ الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَءَاهُ الْمُسْلِمُوْنَ قَبِيْحًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ قَبِيْحٌ قال الحافظ ابن حجر هذا موقوفٌ حسَنٌ “Sesuatu yang dinilai dan disepakati sebagai perkara yang baik oleh kaum muslimin, maka ia menurut Allah baik, dan sesuatu yang dinilai dan disepakati sebagai perkara buruk oleh kaum muslimin, maka ia menurut Allah buruk” al Hafizh Ibnu Hajar berkata “Hadits ini adalah hadits mauquf yang hasan”. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara perkara yang dinilai baik oleh kaum muslimin dari masa ke masa dan disepakati sebagai sesuatu yang disyariatkan adalah merayakan Maulid Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallm. Merayakan Maulid termasuk kebaikan yang diganjar pahala yang agung. Sebab dengan peringatan maulid, seseorang menampakkan suka cita dan kebahagiaan atas kelahiran Nabi yang mulia. Peringatan maulid, meskipun tidak pernah dilakukan di masa Nabi shallallahu alaihi wasallm, namun ia termasuk bid’ah hasanah yang disepakati kebolehannya oleh para ulama. Peringatan maulid pertama kali dilakukan di awal abad ke tujuh hijriah oleh raja al-Muzhaffar, seorang raja yang mujahid, berilmu dan bertakwa. Beliau adalah penguasa Irbil, salah satu wilayah di Irak. Dalam peringatan maulid yang ia laksanakan, ia mengundang banyak para ulama di masanya. Mereka semua menganggap baik apa yang dilakukan oleh raja al-Muzhaffar. Mereka memujinya dan tidak mengingkarinya. Para pecinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbahagia, Para ulama sepeninggal raja al-Muzhaffar juga tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengingkari peringatan maulid. Bahkan al-Hafizh Ibnu Dihyah dan lainnya menulis karangan khusus tentang maulid. Peringatan maulid juga dinilai bagus oleh al-Hafizh al-Iraqi, al-Hafizh Ibnu Hajar, al-Hafizh as-Suyuthi dan lainnya. Hingga kemudian pada sekitar 200 tahun yang lalu, muncul sekelompok orang yang mengingkari peringatan maulid dengan keras. Mereka mengingkari perkara yang dinilai baik oleh ummat Islam dari masa ke masa selama berabad-abad lamanya. Mereka menganggap bahwa peringatan maulid adalah bid’ah yang sesat. Mereka berdalih dengan sebuah hadits yang mereka tempatkan tidak pada tempatnya, yaitu hadits كُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ Setiap perkara baru yang tidak pernah dilakukan pada masa Nabi adalah bid’ah. Hadits ini memang sahih. Akan tetapi maknanya tidaklah seperti yang mereka katakan. Para ulama menjelaskan, makna hadits tersebut bahwa perkara yang dilakukan sepeninggal Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah bid’ah yang buruk dan tercela kecuali perkara yang sesuai dengan syariat. Jadi kata “Kullu” dalam hadits tersebut maknanya bukanlah “semua tanpa terkecuali”, tapi “al aghlab” sebagian besar. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah yang menceritakan tentang angin yang menjadi adzab bagi kaum Ad تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۢ بِاَمْرِ رَبِّهَا سورة الأحقاف ٢٥ Maknanya “Angin itu menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya“ QS al-Ahqaf 25 Kenyataannya, angin tersebut tidak menghancurkan segala sesuatu. Tidak menghancurkan bumi dan langit. Angin tersebut hanya menghancurkan kaum Ad dan harta benda mereka. Allah menggunakan redaksi “semua”, tapi yang dimaksud adalah “sebagian”. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ رواه مسلم وغيره Maknanya “Barangsiapa merintis perkara baru yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa berkurang pahala mereka sedikit pun.” HR Muslim dan lainnya Oleh karenanya, Imam asy-Syafi’i radhiyallahu anhu berkata اَلْبِدْعَةُ بِدْعَتَانِ مَحْمُوْدَةٌ وَمَذْمُوْمَةٌ، فَمَا وَافَقَ السُّنَّةَ فَهُوَ مَحْمُوْدٌ وَمَا خَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُوْمٌ" رواه عنه الإمام البيهقي وغيره “Bid’ah itu ada dua macam Bid’ah Mahmudah terpuji dan Bid’ah Madzmumah tercela, jadi bid’ah yang sesuai dengan sunnah adalah terpuji dan bid’ah yang menyalahi sunnah adalah tercela.” Perkataan Imam asy-Syafi’i ini diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dan lainnya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Apa yang biasanya dilakukan pada saat perayaan maulid? Yang dilakukan tiada lain adalah hal-hal yang disyariatkan dan dianjurkan untuk dikerjakan, yaitu membaca Al-Qur’an, berdzikir, membaca shalawat, melantunkan puji-pujian kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, menjelaskan sejarah hidup Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam dan kebaikan-kebaikan lainnya. Semua itu adalah kebaikan-kebaikan yang dianjurkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Apakah hal-hal itu jika dikerjakan sendiri-sendiri adalah kebaikan, akan tetapi jika dikerjakan dalam satu rangkaian kegiatan yang diberi nama “Perayaan Maulid”, hukumnya menjadi haram dan bid’ah yang menjerumuskan ke neraka? Aneh! Ajaran macam apa ini? Agama barukah? Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, al Hafizh as-Suyuthi ketika ditanya tentang peringatan maulid Nabi, beliau menjawab أَصْلُ عَمَلِ الْمَوِلِدِ الَّذِيْ هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْءَانِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ وَمَا وَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ، ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذلِكَ هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ ﷺ “Pada dasarnya peringatan maulid, berupa berkumpulnya orang, membaca Al-Qur`an, meriwayatkan hadits-hadits tentang permulaan sejarah Nabi dan tanda-tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan dan bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambahan lain, adalah termasuk bid’ah hasanah perkara yang baik, meskipun tidak pernah dilakukan pada masa Nabi yang pelakunya akan memperoleh pahala, karena itu merupakan perbuatan mengagungkan Nabi dan menampakkan rasa gembira dan suka cita dengan kelahiran Nabi yang mulia” Disebutkan dalam karya beliau, Husnul Maqshid fi Amalil Maulid. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustadz Nur Rohmad, anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur Baca naskah khutbah lainnya Khutbah Jumat 4 Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka Khutbah Jumat Bencana, Ujian ataukah Azab? Khutbah Jumat Takutlah Kaya, Jangan Takut Miskin NASHOIHUL IBAD Karya SYEIKH NAWAWI AL-BANTANIE yang merupakan syarah atas kitab AS-SYAIKH SYIHABUDDIN AHMAD BIN HAJAR AL-ASQOLANI IBNU HAJAR AL-ASQOLANI 4 Maqolah 21 DIKATAKAN ''TIDAK ADA KEASINGAN BAGI ORANG YANG MEMPUNYAI KEUTAMAAN,DAN TIDAK ADA TANAH AIR BAGI ORANG BODOH'' Maksudnya orang yang disifati dengan keilmuan dan mengamalkan ilmunya, maka ia dimuliakan lagi terhormat di sisi manusia, di negri manapun ia berada, maka keberadaannya di setiap negri di sisinya adalah tanah airnya, meskipun ia pendatang, Sedangkan orang bodoh kebalikan dari hal itu. Maqolah ke 22 DIKATAKAN ''SIAPA SAJA YANG DENGAN KETA'ATANNYA DISISI ALLAH DEKAT,MAKA IA DITENGAH2 MANUSIA MENJADI TERASING'' Maksudnya adalah siapa saja yg senang menyibukan diri dengan berbuat ta'at kepada Allah ta'ala,jadilah ia terasing jauh dari manusia. Maqolah ke 23 DIKATAKAN''GERAKAN TA'AT MENUNJUKAN MA'RIFAT, SEBAGAIMANA GERAKAN TUBUH MENUNJUKANKEHIDUPAN.'' yakni sesungguhnya perbuatan ta'at seorang hamba kepada Allah merupakan tanda atas ke ma'rifatannya kepada Allah. Dan Apabila sedikit, maka sedikit pula, karna sesungguhnya dhohir itu adalah cerminan batin. Maqolah ke 24 NABI ''SUMBER SEMUA KESALAHAN ADALAH CINTA DUNIA yaitu sesuatu yang melebihi kebutuhan DAN SUMBER FITNAH ADALAH TIDAK MENGELUARKAN 1/10 zakat pertanian DAN ZAKAT pada umumnya. Ini adalah athof 'am ala khos. Karna sesungguhnya al-'Usryru1/10 itu hanya khusus pada tanaman dan buah2an,sedangkan zakat meliputi al 'Usyru tersebut,zakat emas dan perak,binatang ternak,dan zakat badan zakat fitrah Maqolah ke 25 DIKATAKAN ''ORANG YANG MENGAKUI KEKURANGAN yakni lemah dari perbuatan ta'at SELAMANYA ADALAH ORANG YANG TERPUJI, DAN MENGAKUI KEKURANGAN ITU TANDA-TANDA DITERIMANYA AMAL'' Karna hal itu menunjukan tidak adanya sifat 'ujub dan sombong. Maqolah ke 26 DIKATAKAN'' KUFUR NIKMAT ITU TERCELAH Yakni tidak bersyukur terhadap nikmat menunjukan kerendahan jiwa DAN BERTEMAN DENGAN ORANG BODOH Yaitu orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya padahal ia mengerti kejelekannya ADALAH SIAL'' Yakni tidak berkah. Sebagaimana imam Thobroniy meriwayatkan dari Busyair, bahwasannya Nabi ''ishrimil ahmaq'' putuskanlah orang bodoh. Yakni putuskanlah mencintainya. Maknanya jangan menemaninya karna kejelekan prilakunya, dan karna sesungguhnya tabiat itu suka mencuri, dan kadang2 tabiatmu mencuri dari dirinya. ATH-THIBA'A SARROQOTUN WA QOD YASRUQU TOB'UKA MINHU ‎LIANNA ATH-THIBA'A SARROQOTUN WA QOD YASRUQU TOB'UKA MINHU Diriwaytkan oleh imam turmudzi dari ibn Amr, bahwasannya Nabi SAW. Bersabda''ada 2 perilaku,siapa saja yang ada 2 perilaku itu pada dirinya, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan orang yang sabar, dan siapa saja yang keduanya tidak ada pada dirinya, maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan tidak pula orang yang sabar yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang diatasnya,lalu ia mengikutinya dan dalam urusan dunianya ia melihat kepada orang di bawahnya,lalu ia memuji Allah atas segala karunia yang diberikan Allah kepadanya, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar. orang yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang dibawahnya, dan dalam urusan dunianya melihat kepada orang di atasnya,lalu ia bersedih atas segala ketertinggalannya, maka Allah tidak akan mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar'' Maqolah ke 27 seorang penyair berkata -WAHAI ORANG YANG SIBUK DENGAN DUNIANYA*SUNGGUH TERTPU DIRINYA OLEH PANJANG ANGAN2 -ATAU SENANTIASA DALAM KELALAIAN*HINGGA SEMAKIN DEKATKEPADA DIRINYA SANG AJAL -KEMATIAN DATANG DENGAN TIBA2*SEMENTARA KUBUR ADALAH PETI AMAL -SABARLAH MENGHADAPI KEADAAN DUNIA*TIADA KEMATIAN KECUALI DENGAN AJAL Diriwayatkan oleh imam Dailamiy bahwasannya Nabi Saw bersabda ''meninggalkan dunia lebih pahit dari buah jadam dan lebih berat dari tebasan pedang di jalan Allah. Tidaklah seseorang yang meninggalkan dunia, melainkan Allah pasti akan memberinya ganjaran yang telah Allah berikan kepada para syuhada. Meninggalkan dunia itu ialah menyedikitkan makan, rasa kenyang, dan tidak menyukai pujian dari manusia. Karna sesungguhnya, siapa saja yang lebih menyukai pujian dari manusia, maka ia lebih mencintai dunia dan kenikmatannya, dan siapa saja yang dibahagiakan oleh kenikmatan yang paling nikmat surga, maka hendaklah ia tinggalkan dunia dan pujian dari manusia'' Maqolah ke28 DARI ABU BAKAR ASY-SYIBLIY RA. Bagdad tempat kelahiran beliau dan tumbuh dewasanya, beliau bersahabat dengan Syekh Al-Junaid dan beliau bermadzhab maliki. Beliau ''hidup'' selama 87 tahun, dan meninggal tahun 334 h., dan makam beliau ada di bagdad. SYEKH ASY-SYIBLIY TERMASUK DIANTARA PEMBESAR AHLI MA'RIFAT Kepada Allah ta'ala BELIAU BERKATA Didalam munajatnya ''WAHAI TUHANKU SESUNGGUHNYA AKU MENYUKAI UNTUK MEMEBERIKAN KEPADA-MU SELURUH KEBAIKANKU SERTA KEFAKIRANKU Yakni kebutuhanku kapada kebaikan itu DAN KELEMAHANKU yakni ketidak-mampuanku memperbanyak ibadah. MAKA BAGAIMANA ENGKAU TIDAK SUKA WAHAI TUAN-KU, UNTUK MEMBERIKAN SESUATU KEPADAKU yakni Engkau memberi ma'af bagiku AKAN SELURUH KESALAHANKU, DISERTAI MAHA KAYANYA ENGKAU, WAHAI TUHANKU, DARIKU'' yakni dari menyiksaku, karna segala kesalahanku tidak akan membahayakan Engkau dan segala kebaikanku tidak akan memberi manfa'at kepada-Mu. Berikut ini adalah bait-bait syair yg telah diizakan kepadakuSyekh nawawi Al-bantanie oleh salah seorang ulama untuk dibaca 7 kali usai shalat jum'at. ilahi lastu lilfirdausi ahlanwa laa aqwa ala naaril jahimi. Fahab liy zullatiy wa ighfir dzunubifa innaka ghoofirud Dzanbil Adhiimi. Wa'Aamilniy mu'amalatil Kariimiwa tsabitnii 'alan Nahjil Qowiimi. 'ya Tuhanku. Tak layak bagiku menghuni surga firdaus-Munamun aku tak kuat bila menempati neraka jahim. Ma'afkan semua kesalahanku,dan ampunilah dosakukarna hanya Engkaulah yang mengampuni dosa2 besar. Perlakukanlah aku sebagaimana engkau memperlakukan orang2 Muliadan kokohkanlah keyakinanku pada jalan yang lurus. ‎HIKAYAT Syeikh Asy-Syibliy perna berkunjung kepada Ibnu Mujahid, lalu beliau dipeluk oleh Ibnu Mujahid dan dicium diantara kedua matanya dahinya. Lalu Ibnu mujahid ditanya mengenai hal itu. Beliau berkata ''Aku perna melihat Nabi Saw di dalam tidur, dan sunggu Asy-Syibliy mendatangi Nabi Saw. lalu Nabi Saw berdiri menyambutnya dan mencium keningnya. Lalu aku berkata ''wahai Rasulullah, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap Asy-Syibliy? Beliau menjawab ''karna, tidaklah ia mengerjakan Shalat Fardhu, melainkan dia membaca dua ayat di akhir sholatnya. ''LAQOD JA A KUM ROSUULUN MIN ANFUSIKUM 'AZIIZUN ALAIHI MAA 'ANITTUM HARISHUN 'ALAIKUM BIL MU'MINIINA RO'UUFUR ROHIIM 128 FAA IN TAWALLAU FAQUL HASBIYALLAHU LAA ILAHA ILLA HUWA, 'ALAIHI TAWAKKALTU, WA HUWA ROBBUL 'ARSYIL 'ADHIIM qs At-Taubah128-129 kemudian ia mengucapkan ''SHOLLALLAHU 'ALAIKA YAA MUHAMMAD semoga Allah melimpahkan shalawat-Nya kepadamu, wahai Muhammad. ''Lalu aku bertanya kepada Asy-Syibli tentang hal yang beliau baca setelah sholat, lalu beliau menyebutkan sama seperti itu'' Maqolah ke 29 BERKATA syekh Asy-Syibliy ''APABILA ENGKAU INGIN MERASA NYAMAN DENGAN ALLAH yakni hatimu tenang bersama Allah dan tidak lari dari-Nya MAKA LEPASKAN DIRIMU DARI NAFSUMU'' yakni, maka putuskanlah segala yg disukai oleh nafsumu. Syeikh Asy-Syibily ditanya setelah beliau meninggal ttg keadaan dirinya, didalam mimpi seseorang, lalu beliau berkata ''Allah berfirman kepadaku '' hai Abu bakar, tahukah engkau mengapa Aku mengampunimu? Aku berkata''sebab amal sholehku'' Allah berfirman''bukan'' Aku berkata''sebab keikhlasan ibadah-ibadahku'' Allah berfirman ''bukan'' Aku berkata ''sebab hajiku,puasaku,dan sholatku'' Allah berfirman ''bukan'' Aku berkata''sebab hijraku ke orang-orang sholeh dan menuntut ilmu'' Allah berfirman ''bukan'' Aku berkata ''Wahai Tuhanku, jadi sebab apa? Maka Allah ta'ala berfirman ''ingatkah ketika engkau berjalan di gerbang kota bagdad,lalu engkau menemukan seekor kucing kecil, yg sungguh hawa dingin telah membuatnya lemah,dan ia terpojok karna sangat dinginnya. Lalu engkau mengambilnya karna rasa sayang kepada kucing itu dan memasukannya di jubahmu sebagai perlindungan kepada kucing itu''? Maka aku berkata ''ya'' Lalu Allah berfirman ''sebab rasa sayangmu kepada kucing itulah,maka Aku menyayangimu'' Maqolah ke 30 Berkata Syekh Asy-Syibliy ''SEANDAINYA ENGKAU TELAH MERASAKAN LEZATNYA BERHUBUNGAN yakni dekat bersama Allah ta'ala PASTI ENGKAU MENGETAHUI PAHITNYA PUTUS dengan-Nya, yakni jauh dari Allah ta'ala, karna sesungguhnya hal itu merupakan siksaan terbesar di sisi kekasih Allah diantara do'a Nabi Saw adalah ALLAHUMMAR ZUQNI LADDZATAN NADHRI ILA WAJHIKAL KARIIM WAS SAUQO ILA LIQQOIKA ''ya Allah berilah aku rizki berupa kelezatan memandang Wajah-Mu yang mulia dan kerinduan bertemu dengan-Mu'' Khutbah I اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلّ، قَالَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah, Pada tahun 717 M/99 H seorang penguasa Muslim yang kekuasaannya terbentang dari Kufah hingga Semenanjung Iberia dan Afrika Utara bernama Umar bin Abdul Azîz 682-720 M/63-101 H mengirim surat kepada penguasa wilayah bawahannya yang berisi perintah kepada orang-orang yang menjadi khatib dalam khutbah Jumat supaya membaca Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90. Tujuan membaca ayat ini yaitu untuk mengganti perkataan khatib yang berisi cacian dan makian kepada menantu Nabi Muhammadﷺ yang bernama Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Pasca terjadi perang saudara sesama umat Islam pada tahun 657 M/37 H di tebing Sugai Furat Syiria yang melibatkan dua tokoh besar Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan atau dikenal dengan Perang Shiffin, umat Islam terpecah belah menjadi berbagai kelompok. Ada kelompok yang fanatik terhadap Ali, ada yang teguh pendirian mengikuti Mu’awiyah, dan ada yang tidak terlibat sama sekali ke dalam pertikaian politik berdarah itu. Seiring berjalannya waktu, setelah dua tokoh besar Islam yang berselisih di dalam politik itu wafat, sisa-sisa konflik di dalam tubuh umat Islam tidak semakin surut, tapi justru naik membanjiri kehidupan setelahnya, yakni para simpatisan keduanya saling mencaci maki. Orang-orang yang fanatik terhadap Mu’awiyah kerap menyampaikan umpatan dan cacian kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib di berbagai ruang publik, terutama di dalam khutbah Jumat. Karena itu ketika Umar bin Abdul Aziz yang telah lama mendapatkan petunjuk atas makna QS An-Nahl 90 berkuasa menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik 674-717 M yang sama-sama dari Dinasti Umayyah meminta kepada para khathib supaya menghentikan ujaran kebencian dalam khutbah Jumat. Perkataan-perkataan yang dapat melanggengkan api pertikaian itu meminta diganti dengan membaca QS An-Nahl 90. Sejak itu sampai sekarang semua orang yang khutbah selalu membaca ayat tersebut. Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah, QS An-Nahl 90 dimaksud yaitu ayat إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ “Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil, berbuat baik, berbagi kepada kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, mungkar dan bermusuhan. Dia memberi kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” Apa kandungan makna dari QS An-Nahl 90 itu? Mufassir besar Fakhruddin ar-Razi w. 606 H dalam karyanya, Mafâtîh al-Ghaib atau yang lebih dikenal dengan At-Tafsîr al-Kabîr menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah memberikan perintah kepada umat Islam sebanyak 3 hal dan larangan dalam jumlah yang sama. Isi perintahnya adalah 1 berbuat adil al-adl, 2 berbuat baik al-ihsân, dan 3 menjalin persaudaraan atau menebar kasih sayang îtâ`i dzî al-qurbâ. Pertama, berbuat adil al-adl maksudnya kita diperintahkan untuk menjadi orang yang moderat dalam segala hal, baik dalam berkeyakinan maupun bertindak. Kita tidak boleh terlalu sempit atau al-ifrâth, juga dilarang berlebihan atau at-tafrîth, yakni yang sedang-sedang saja. Kedua, berbuat baik al-ihsân, artinya kita diperintahkan untuk berperilaku baik, yakni melakukan sesuatu di atas yang diwajibkan. Jika al-adl atau adil bermakna ukuran wajib yang harus dipenuhi dalam kebaikan, maka al-ihsân atau berbuat baik artinya menunaikan kebaikan di atas kewajiban. Jika kita praktikkan dalam ibadah maka al-adl atau adil adalah menjalankan kewajiban seperti shalat, zakat, puasa, sedangkan al-ihsân adalah menunaikan kesunahan-kesunnahan di dalam shalat seperti mengerjakan shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, memberikan infak atau bersedekah dan berpuasa sunnah. Apabila kita praktikkan di dalam pekerjaan, jika kita seorang karyawan atau pegawai negeri maka adil adalah kita mengerjakan yang menjadi kewajiban kita, sedangkan berbuat baik atau al-ihsân kita mengerjakannya dengan sungguh-sungguh di atas yang menjadi kewajiban atau mengerjakan kewajiban secara memuaskan. Ketiga, menjalin persaudaraan atau menebar kasih sayang îtâ`i dzî al-qurbâ maksudnya kita diperintahkan untuk mengasihi semua makhluk Allah asy-syafaqah alâ khalqillah. Menurut ar-Râzî, perwujudan dari perintah ini banyak sekali, namun yang paling mulia dan agung adalah merajut persaudaraan atau shilaturrahim. Adapun 3 larangan yang terdapat dalam QS An-Nahl 90 ini yaitu 1 perbuatan keji al-fahsyâ`, 2 berlebihan dalam mengikuti nafsu amarah al-munkar, dan 3 keangkaraan atau kebengisan al-baghy. Pertama, perbuatan keji al-fahsyâ` yaitu kita dilarang mengikuti dorongan nafsu hewani asy-syahwâniyyah al-bahîmiyyah secara berlebihan yang ada di dalam tubuh kita. Dalam diri manusia terkandung nafsu kebinatangan; manusia ingin makan, minum, menikah, mendapatkan kekayaan yang melimpah dan seterusnya, tapi ini semua jika kita menghasilkannya melampaui batas-batas yang telah ditentukan agama maka disebut “melakukan perbuatan keji” atau al-fahsyâ`. Orang ingin kaya maka harus bekerja, bukan dengan mengambil hak orang lain, orang ingin menyalurkan hasrat seksualnya maka harus menikah bukan dengan berzina, orang ingin menghilangkan rasa lapar dan dahaga maka harus dilakukannya dengan makan dan minum barang yang halal. Kedua, berlebihan dalam mengikuti nafsu amarah al-munkar artinya kita dilarang mengikuti kekuatan amarah yang ada pada diri kita. Di dalam diri manusia terdapat amarah yang juga dimiliki binatang buas al-quwwah al-ghadlabiyyah as-sabu’iyyah, amarah ini selalu mengajak manusia melakukan keburukan dan menyakiti orang lain. Jika kita lengah atau mengikuti kehendak dorongan sifat binatang buas ini maka akan lahir dari diri kita perbuatan-perbuatan yang bagi orang lain sudah pasti dilihat sebagai kemungkaran. Ketiga, keangkaraan atau kebengisan al-baghy maksudnya kita tidak boleh mengikuti nafsu syaithaniyah al-quwwah al-wahmiyyah asy-syaithâniyyah yang ada di dalam diri kita. Nafsu ini mendorong pemiliknya menguasai orang lain, menjatuhkan dan mengalahkan, serta memperlihatkan kesombongan. Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah, Tiga perintah Allah yaitu perintah berbuat adil, berbuat baik dan berbagi kepada sesama, serta tiga larangan Allah yang berupa larangan berbuat keji, melakukan kemungkaran dan berperilaku bengis di atas menjadi inti di dalam syariat Islam, yakni syariat Islam diturunkan untuk menegakkan keadilan, kebaikan dan menjalin persaudaraan antarsesama umat manusia dan dalam waktu yang bersamaan syariat Islam hadir untuk melarang manusia melakukan perbuatan keji, mungkar dan bengis. Sahabat Nabi Muhammadﷺ yang bernama Ibnu Masûd RA mengatakan bahwa QS An-Nahl 90 adalah ayat yang mengandung arti kumpulan kebaikan dan keburukan. إِنَّ أَجْمَعَ آيَةٍ فِي الْقُرْآنِ لِخَيْرٍ وَشَرٍّ هَذِهِ الْآيَةُ “Sesungguhnya satu ayat di dalam al-Quran yang kandungan artinya mencakup perintah melakukan kebaikan dan larangan melakukan keburukan adalah ayat ini.” Mufassir dari kalangan tâbi’în yang bernama Qatâdah menyampaikan, perbuatan baik yang dilakukan pada masa Jahiliyah yang kemudian setelah Islam datang diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan dan perbuatan buruk pada masa pra Islam yang kemudian dilarang oleh Allah untuk ditinggalkan setelah Islam datang terkumpul di dalam ayat ini, yakni QS An-Nahl 90. Artinya, kandungan arti QS An-Nahl 90 ini universal. Perbuatan baik yang dijelaskan di dalam ayat ini diakui oleh semua manusia disepanjang zaman, demikian juga dengan perbuatan buruk yang dilarang Allah juga diakui sebagai keburukan oleh siapapun. Karena itu tak heran jika Umar bin Abdul Aziz meminta kepada para khatib Jumat untuk membaca QS An-Nahl 90 ini dengan tujuan supaya semua orang Islam memahami dan mempraktikannya dalam kehidupan nyata sebagaimana pesan dalam kata-kata terakhir dari ayat ini, la-allakum tadzakkarûn, agar kalian dapat mengambil pelajaran. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أمَّا بعدُ فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Khoirul Anwar, Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah, Pengajar di Ponpes At-Taharruriyah Semarang

khutbah jumat dari kitab nashoihul ibad